Siapkan Hadiah Untuk Peserta Diskusi, Melestarikan Kebaya: Komitmen Nina Nugroho dan FORWAN dalam Merawat Identitas Budaya Perempuan Indonesia

Siapkan Hadiah Untuk Peserta Diskusi, Melestarikan Kebaya: Komitmen Nina Nugroho dan FORWAN dalam Merawat Identitas Budaya Perempuan Indonesia

POROSJAKRTA.COM, JAKARTA - Dalam upaya menjaga dan melestarikan kebaya sebagai busana nasional dan simbol identitas perempuan Indonesia, Forum Wartawan Hiburan (FORWAN) Indonesia bersama desainer Nina Nugroho dan Kementerian Kebudayaan RI menggagas acara penuh inspirasi. 

Selain mengedepankan diskusi menarik, kegiatan ini juga memadukan pelestarian budaya melalui apresiasi terhadap kebaya.


FORWAN Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan RI dan Chic's Musik akan mengadakan acara Diskusi bertajuk Ngobrol Santai Bersama Perempuan Hebat di Industri Film dan Musik Indonesia, pada 19 Desember 2024 di Convention Hall Chic's Musik Rawamangun, Jakarta Timur.

Forum Wartawan Hiburan FORWAN Indonesia bersama Kementerian Kebudayaan RI dan Chic's Musik serta desainer Nina Nugroho membuat terobosan tidak sekedar diskusi yang membuat peserta menambah wawasan dan riang gembira, tapi juga membuat peserta yang mengenakan kebaya keren akan mendapatkan hadiah dari disainer Nina Nugroho.

Salah satu daya tarik acara diskusi tersebut penghargaan untuk peserta yang mengenakan kebaya terbaik, hasil inisiasi desainer Nina Nugroho.
Transyogi Harjamuktikan tiga hadiah untuk pemenang busana kebaya terbaik. Semoga peserta mempersiapkan diri dengan baik dan bangga mengenakan kebaya,” ujar Nina Nugroho saat diwawancarai di butiknya, Jl. Transyogi Harjamukti, Depok (15/12/2024).

Sebagai bagian dari peringatan Hari Ibu, acara ini bertujuan untuk menginspirasi perempuan Indonesia agar terus bangga mengenakan kebaya sebagai identitas budaya yang harus dijaga.
Ketua panitia acara, Tresnawati, menegaskan pentingnya pelestarian kebaya agar tidak hilang atau bahkan diklaim olehilang atau bahkan diklaim oleh negara lain. 

“FORWAN ingin berperan aktif dalam melestarikan kebaya sebagai busana asli Indonesia. Ini adalah sumbangsih kami untuk menjaga warisan budaya ini,” katanya dengan semangat.

Kegiatan ini juga didukung oleh berbagai komunitas, seperti Komunitas Jalan Jalan Santai, Komunitas Silverian 86 Bogor, Komunitas Mata Langit, Kami Perempuan Tangguh, hingga Keluarga Masyarakat Langsa di Jabotabek.

Diskusi dengan Narasumber Inspiratif
Mari terus menjaganyaenghadirkan berbagai narasumber inspiratif dari berbagai bidang, termasuk:
•⁠  ⁠Nita Yulianis (PLT Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional)
•⁠  ⁠Arine Azhraghevira (Model dan Putri Remaja Indonesia 2024)
•⁠  ⁠Denti Putri (Novelis)
•⁠  ⁠Yatti Surachman dan Ratna Listy (Aktris senior dan penyanyi)

“Kami menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang agar peserta bisa menyerap beragam wawasan, mulai dari seni, pangan, hingga literasi,” ujar Sutrisno Buyil, Ketua Umum FORWAN Indonesia sekaligus penggagas acara.

Hiburan dan Apresiasi Budaya
Selain diskusi, peserta juga diajak untuk bernyanyi dan bergembira bersama sejumlah penyanyi terkenal, seperti Ratna Listy, Panglima Langit, Nana Mardiana, Velline Ratu Ayu, Viola Harahap, dan Madeena.

Dengan kombinasi diskusi inspiratif, hiburan, dan penghargaan terhadap kebaya, acara ini diharapkan tidak hanya memperkuat kebanggaan terhadap busana nasional, tetapi juga menghidupkan kembali semangat melestarikan kebaya di kalangan generasi muda.

Kebaya bukan hanya busana, tetapi warisan budaya yang mencerminkan keindahan dan martabat perempuan Indonesia. Mari terus menjaganya sebagai identitas bangsa!

MEMASUKI tahun 2024, brand Nina Nugroho sudah memasuki tahun ke 8 sejak didirikan pada awal tahun 2016 lalu.

Memang masih sangat muda, namun kiprah Nina Nugroho sudah sangat luar biasa.
Sang desainer, Nina Septiana, langsung membukukan sederet prestasi begitu membidani Nina Nugroho.

Di tahun pertama, Nina Septiana telahterpilih sebagai 1 dari 10 desainer terbaik untuk mempersembahkan karyanya pada Islamic Fashion Festival Kuala Lumpur. Sejak itu, setiap tahun, Nina senantiasa mengirimkan karya-karya terbaiknya untuk melenggang di pentas-pentas fashion berskala nasional maupun internasional. Baik di dalam maupun di luar negeri.

Terjun di dunia fashion dimulai ketika Nina Septiana, ibu 4 anak ini mulai mengenakan hijab pada tahun 2007 lalu. Tubuhnya yang tinggi menjulang, yakni 172 cm, membuatnya kesulitan menemukan busana yang cocok untuk dirinya di pasaran. Dari sana Nina Septiana kemudian mulai mendisain busana untuk dirinya sendiri dan mengenakannya di berbagai kesempatan. Melihat penampilan barunya, mengenakan busana karyanya sendiri, sahabat-sahabatnya mulai tertarik untuk juga mengenakan busana karya Nina. Dari sana Nina kemudian terpikir untuk memulai bisnis busana Muslimah. Tahun 2010, Nina mulai merancang dan memproduksi sendiri label busana Muslimah pertama miliknya, yakni Saniyya.

Namun kala itu Nina menjalankan bisnisnya, hanya berdasarkan hobi dan tidak menekuninya dengan serius.
‘’Brand ini saya jalankan hanya sekedar hobi saja. Kalau pas moodnya ada, saya jalankan, kalau gak, ya sudah,’’ kenang Nina Septiana.

‘’Padahal sebenarnya energi yang dikeluarkan sama. Butuh modal, bukan hanya uang, tetapi juga waktu yang harus dialokasikan,’’ ungkap Nina Septiana.

Karena hanya sekedar hobi, banyak hal yang tidak tertata rapi. Terutama dalam hal keuangan. Tahun 2016, Nina mendapat tantangan dari sang suami, Indrawan Nugroho untuk menekuni bisnis dengan serius. Dari sana Nina mulai mencari dan akhirnya menemukan kekuatan diri dan ciri khasnya sendiri. Setelah sempat menerbitkan dua buku tentang fashion, tahun 2016 Nina Septiana akhirnya meriis label Nina Nugroho, yang diambil dari Namanya sendiri dan nama keluarga.

‘’Saya ingin bisa memberikan kontribusi terbaik untuk para wanita muslimah khususnya di bidang fashion,’’ ungkap Nina, mengenai label Nina Nugroho yang ia luncurkan saat itu.

"Akhirnya ingin belajar bisnis yang serius melalui Nina Nugroho. Dari tahun 2016 itu, tantangannya banyak sekali,’’ cerita Nina.

‘’Di awal ada beragam kategori busana, waktu itu saya berpikir, semakin saya mempunyai banyak lini di dalam satu brand, saya akan dicari,’’ tutur Nina Septiana.

‘’Pertama ada busana kerja, signature, casual. Di awal berbisnis, keluar tiga lini brand ini. Setelah berjalan beberapa waktu, akhirnya saya menyadari, ternyata tidak begitu cara kerjanya," kenang Nina Septiana.

Nina menggunakan brand Nina Nugroho dengan tuntutan terhadap diri sendiri, agar dia bertanggung jawab dengan brand yang sudah dibangunnya.


Ketika memulai bisnis busana dengan brand Nina Nugroho, ia memilih busana abaya. Abaya dipilih sepulang dari umroh tahun 2016, Nina Septiana melihat pasar abaya cukup bagus karena banyak dipajang di Debenhams.
‘’Namun ternyata tahun itu abaya belum popular di Indonesia, idenya memproduksi abaya lebih cepat dari trend yang ada di Indonesia,’’ papar Nina. Baru di tahun 2018 abaya mulai trend di Indonesia, namun trend abaya tidak bertahan lama, Nina memilih kembali kepada tiga lini di awal, yakni signature, office dan kasual,’’ jelas Nina. Namun tidak mudah melaksanakan bisnis dengan focus yang terbagi.

Nina kemudian memutuskan untuk focus di satu lini, yakni office look di tahun 2017.

"Sesuatu yang tidak fokus itu kita lakukan seadanya. Akhirnya nggak ketemu apa yang kita cari. Kemudian semakin lama, market-nya itu-itu saja, antara idealisme saya dan keinginan pasar tidak match. Akhirnya dihentikan dua brand saya itu, itulah tantangannya," terang Nina Septiana.

Saat memutuskan untuk fokus membuat busana muslimah office look, Nina meriset keinginan pasar, me-validasi produk, menelaah customer behavior, customer experience, dan mencari tahu pelanggan loyal ke salah satu produk.
Nina akhirnya memutuskan fokus pada kebutuhan wanita muslimah yang bekerja, karena belum banyak brand atau toko yang menyediakannya.
"Kalau di lihat dari jiwa saya lebih dekat ya Nina Nugroho untuk office, akhirnya tahun 2018 konsisten untuk busana kerja muslimah," ujarnya dengan ramah.

Semakin lama, karena Nina fokus menjadi satu-satunya brand di Tanah Air untuk busana kerja bagi muslimah, bisnisnya semakin berkembamg, hingga kini telah memiliki puluhan karyawan yang menjadi tanggungjawabnya.(tresnawati)