Kolaborasi Nina Nugroho X Salwa Tanara Hadirkan 15 Desain Busana “Rempah Series”

Kolaborasi Nina Nugroho X Salwa Tanara Hadirkan 15 Desain Busana “Rempah Series”

iputat, Koranpelita.com

Nina Nugroho, sebuah brand busana muslimah profesional yang telah dikenal dengan koleksi busana kerja dan formal yang elegan dan inovatif, dengan bangga mempersembahkan Rempah Series, sebuah series kolaborasi dengan designer muda berbakat Salwa Tanara.

Rempah Series terinspirasi dari kekayaan budaya Indonesia sekaligus mengangkat semangat keberdayaan perempuan melalui gerakan #AkuBerdaya.

Tema Rempah Series menjadi inspirasi bagi para desainer untuk mendorong agar generasi muda Indonesia memiliki kecintaan terhadap rempah Nusantara, bukan saja sebagai komoditi namun juga sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

Nina Septiana, Founder dan Desainer Nina Nugroho pendiri sekaligus perancang utama Nina Nugroho, menjelaskan bahwa koleksi Rempah Series menghadirkan 15 desain busana yang terbagi dalam tiga kategori utama: comfort, confidence, dan couture. Motif dalam koleksi ini sepenuhnya digambar dan didesain oleh Salwa Tanara.

Rempah Series menghadirkan lima belas koleksi busana yang terbagi dalam beberapa kategori busana, yaitu, comfort, confidence dan couture, yang memadukan motif rempahrempah Nusantara dengan desain modern.

“Setiap koleksi menggunakan material premium seperti Cotton Bridal Premium, Poly Cotton Twill, dan Poly Silk Premium, dengan desain yang ramah wudhu (wudhu friendly) dan akses mudah bagi ibu menyusui (busui friendly),” ujarnya di Oase At Aria, Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (27/12/2024).

Setiap desain menggabungkan motif rempah-rempah khas Nusantara yang dituangkan dalam batik tulis dan cetak modern, menciptakan perpaduan unik antara tradisi dan inovasi.

Kolaborasi Rempah Series

Salah satu dari 15 koleksi “Rempah Series” hasil kolaborasi Nina Nugroho dan Salwa Tanara yang akan hadir di tahun 2025. (dok. KP)

Motif dalam koleksi Rempah Series digambar dan didesain sepenuhnya oleh Salwa Tanara seorang Tuna Rungu yang juga sedang berjuang melawan Schizophrenia. Terlahir dengan kecintaan pada seni, sejak usia empat tahun, Salwa mulai menggambar dan mengekspresikan diri melalui seni.

Pada masa remaja, ia menemukan kecintaannya pada dunia fashion, terutama saat mulai merancang karakter-karakter dengan gaya dan sifat yang berbeda. Dengan dukungan dari kakaknya, Salwa semakin jatuh cinta pada dunia fashion dan mulai merancang berbagai desain.

“Dalam kolaborasi ini, saya memilih motif rempah-rempah seperti bunga lawang, biji pala, dan kapulaga yang penuh warna. Lewat setiap karya, saya ingin menyampaikan pesan tentang keindahan dan keberagaman Indonesia sambil mengedepankan nilai estetika yang inovatif. Saya ingin menunjukkan bahwa fashion dapat menjadi medium untuk menggabungkan kekayaan budaya dan alam Indonesia dengan desain modern dan elegan,” ungkap Salwa.

Visinya dalam dunia fashion adalah menggabungkan kekayaan budaya dan alam Indonesia dengan desain yang modern dan elegan. Untuk mewujudkan impian ini, Salwa menciptakan brand pribadi bernama “Salwa Tanara” yang memperkenalkan elemen tradisional seperti batik, tenun, dan motif alam dengan sentuhan modern yang diterima secara global. Melalui setiap karyanya, Salwa ingin menyampaikan pesan tentang keindahan dan keberagaman Indonesia sambil mengedepankan nilai estetika yang inovatif.

Desain-desain ini memadukan elemen tradisional rempah-rempah Nusantara dalam bentuk batik tulis dan printing dengan gaya yang modern. Kolaborasi ini adalah wujud nyata dari dukungan Nina Nugroho terhadap perempuan dengan tantangan hidup yang besar agar mampu memberdayakan diri mereka secara optimal.

Melalui kolaborasi ini, Nina Nugroho menunjukkan dukungannya untuk Salwa Tanara dalam mencapai cita-cita luhurnya menjadi seorang fashion designer yang sukses dan berdaya, sekaligus memperlihatkan dampak positif kolaborasi ini terhadap komunitas disabilitas, yang menginspirasi banyak pihak untuk lebih inklusif dan mendukung potensi mereka.

“Rempah Series bukan hanya koleksi busana, tetapi juga sebuah perayaan akan potensi luar biasa perempuan Indonesia, yang dengan segala keterbatasannya mampu berkarya dan menginspirasi banyak orang,” ujar Nina  Nugroho.

Hadir dalam peluncuran tersebut, Ibunda Salwa Tanara, Siti Nur Azizah Ma’ruf Amin, menyatakan rasa bangga sekaligus mengapresiasi kolaborasi tersebut.

“Ini kolaborasi pertama tetapi sinerginya pernah dilakukan di beberapa event, tetapi yang ini agak menarik karena ini kolaborasi produk. Design dan motifnya yang dikolaborasikan, saya kira ini suatu kolaborasi yang sangat unik. insha Allah akan menghasilkan karya karya besar, karya karya keindonesiaan. Insha Allah ini akan kita bawa terus dalam road show Rempah Indonesia membumbui dunia,” tutup Azizah. (ervin nur astuti)


Source : https://koranpelita.com/2024/12/28/kolaborasi-nina-nugroho-x-salwa-tanara-hadirkan-15-desain-busana-rempah-series/



MEMASUKI tahun 2024, brand Nina Nugroho sudah memasuki tahun ke 8 sejak didirikan pada awal tahun 2016 lalu.

Memang masih sangat muda, namun kiprah Nina Nugroho sudah sangat luar biasa.
Sang desainer, Nina Septiana, langsung membukukan sederet prestasi begitu membidani Nina Nugroho.

Di tahun pertama, Nina Septiana telahterpilih sebagai 1 dari 10 desainer terbaik untuk mempersembahkan karyanya pada Islamic Fashion Festival Kuala Lumpur. Sejak itu, setiap tahun, Nina senantiasa mengirimkan karya-karya terbaiknya untuk melenggang di pentas-pentas fashion berskala nasional maupun internasional. Baik di dalam maupun di luar negeri.

Terjun di dunia fashion dimulai ketika Nina Septiana, ibu 4 anak ini mulai mengenakan hijab pada tahun 2007 lalu. Tubuhnya yang tinggi menjulang, yakni 172 cm, membuatnya kesulitan menemukan busana yang cocok untuk dirinya di pasaran. Dari sana Nina Septiana kemudian mulai mendisain busana untuk dirinya sendiri dan mengenakannya di berbagai kesempatan. Melihat penampilan barunya, mengenakan busana karyanya sendiri, sahabat-sahabatnya mulai tertarik untuk juga mengenakan busana karya Nina. Dari sana Nina kemudian terpikir untuk memulai bisnis busana Muslimah. Tahun 2010, Nina mulai merancang dan memproduksi sendiri label busana Muslimah pertama miliknya, yakni Saniyya.

Namun kala itu Nina menjalankan bisnisnya, hanya berdasarkan hobi dan tidak menekuninya dengan serius.
‘’Brand ini saya jalankan hanya sekedar hobi saja. Kalau pas moodnya ada, saya jalankan, kalau gak, ya sudah,’’ kenang Nina Septiana.

‘’Padahal sebenarnya energi yang dikeluarkan sama. Butuh modal, bukan hanya uang, tetapi juga waktu yang harus dialokasikan,’’ ungkap Nina Septiana.

Karena hanya sekedar hobi, banyak hal yang tidak tertata rapi. Terutama dalam hal keuangan. Tahun 2016, Nina mendapat tantangan dari sang suami, Indrawan Nugroho untuk menekuni bisnis dengan serius. Dari sana Nina mulai mencari dan akhirnya menemukan kekuatan diri dan ciri khasnya sendiri. Setelah sempat menerbitkan dua buku tentang fashion, tahun 2016 Nina Septiana akhirnya meriis label Nina Nugroho, yang diambil dari Namanya sendiri dan nama keluarga.

‘’Saya ingin bisa memberikan kontribusi terbaik untuk para wanita muslimah khususnya di bidang fashion,’’ ungkap Nina, mengenai label Nina Nugroho yang ia luncurkan saat itu.

"Akhirnya ingin belajar bisnis yang serius melalui Nina Nugroho. Dari tahun 2016 itu, tantangannya banyak sekali,’’ cerita Nina.

‘’Di awal ada beragam kategori busana, waktu itu saya berpikir, semakin saya mempunyai banyak lini di dalam satu brand, saya akan dicari,’’ tutur Nina Septiana.

‘’Pertama ada busana kerja, signature, casual. Di awal berbisnis, keluar tiga lini brand ini. Setelah berjalan beberapa waktu, akhirnya saya menyadari, ternyata tidak begitu cara kerjanya," kenang Nina Septiana.

Nina menggunakan brand Nina Nugroho dengan tuntutan terhadap diri sendiri, agar dia bertanggung jawab dengan brand yang sudah dibangunnya.


Ketika memulai bisnis busana dengan brand Nina Nugroho, ia memilih busana abaya. Abaya dipilih sepulang dari umroh tahun 2016, Nina Septiana melihat pasar abaya cukup bagus karena banyak dipajang di Debenhams.
‘’Namun ternyata tahun itu abaya belum popular di Indonesia, idenya memproduksi abaya lebih cepat dari trend yang ada di Indonesia,’’ papar Nina. Baru di tahun 2018 abaya mulai trend di Indonesia, namun trend abaya tidak bertahan lama, Nina memilih kembali kepada tiga lini di awal, yakni signature, office dan kasual,’’ jelas Nina. Namun tidak mudah melaksanakan bisnis dengan focus yang terbagi.

Nina kemudian memutuskan untuk focus di satu lini, yakni office look di tahun 2017.

"Sesuatu yang tidak fokus itu kita lakukan seadanya. Akhirnya nggak ketemu apa yang kita cari. Kemudian semakin lama, market-nya itu-itu saja, antara idealisme saya dan keinginan pasar tidak match. Akhirnya dihentikan dua brand saya itu, itulah tantangannya," terang Nina Septiana.

Saat memutuskan untuk fokus membuat busana muslimah office look, Nina meriset keinginan pasar, me-validasi produk, menelaah customer behavior, customer experience, dan mencari tahu pelanggan loyal ke salah satu produk.
Nina akhirnya memutuskan fokus pada kebutuhan wanita muslimah yang bekerja, karena belum banyak brand atau toko yang menyediakannya.
"Kalau di lihat dari jiwa saya lebih dekat ya Nina Nugroho untuk office, akhirnya tahun 2018 konsisten untuk busana kerja muslimah," ujarnya dengan ramah.

Semakin lama, karena Nina fokus menjadi satu-satunya brand di Tanah Air untuk busana kerja bagi muslimah, bisnisnya semakin berkembamg, hingga kini telah memiliki puluhan karyawan yang menjadi tanggungjawabnya.(tresnawati)