Adikarya Batik Nusantara Ajang Nina Nugroho Memamerkan Karya Busana Bertema Batik

Adikarya Batik Nusantara Ajang Nina Nugroho Memamerkan Karya Busana Bertema Batik

SOLO – Sebagai rangkaian peringatan Hari Batik Nasional awal Oktober lalu, Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) Jawa Tengah menggelar pameran Adikarya Batik Nusantara (ABN) 2023).

Adikarya Batik Nusantara digelar PPUMI bersama LimaSatu Kreatif Indonesia. Tidak hanya berupa pameran, acara ini juga dimeriahkan dengan fashion show, Batik Talk dengan narasumber para pakar di bidangnya, Lomba Desain Motif Batik bertema Pengembangan Sekar Jagad Nusantara dengan International Look juga Lomba Fashion Show Putra Putri.

Nina Nugroho menjadi satu dari puluhan desainer yang meramaikan panggung Atrium Solo Square dan Pracima Tuin Mangkunegaran selama 5 hari tersebut.

Tampil di hari kedua, kali ini Nina Nugroho tidak hanya membawa satu koleksi, melainkan paduan beberapa koleksi terbaik Nina Nugroho bernuansa batik dalam balutan tema Limited Edition.

Koleksi pertama berupa paduan shirt, kulot dan long outer batik dengan hiasan renda di bagian depan. Memilih warna coklat keemasan, busana ini mencuri perhatian dengan detil berupa pita di bagian kerah baju.
Koleksi kedua masih berupa paduan long outer, shirt dan kulot. Kali ini berwarna paduan hijau segar dan abu-abu muda. Batik bermotif bunga ini terlihat manis dengan detil berupa piping pada lengan dan renda di bagian depan.

Berikutnya adalah koleksi paduan shirt dengan short outer batik dan dipadukan dengan kullot berwarna hitam. Detil puter berupa kerah kelepak lebar dan double manset yang menjadi ciri khas Nina Nugroho.

Koleksi skirt dan midi shirt menjadi busana berikutnya yang tak kalah mencuri perhatian. Busana berwarna kuning kunyit ini melenggang cantik dengan hiasan renda dan kancing Swarovski.

Dress berwarna merah maroon dipadu dengan short outer batik berwarna merah dan hijau tampil anggun dengan detil berupa batik di bagian bukaan kancing depan.

Busana berwarna hijau cerah menjadi penutup dari rangkaian koleksi Limited Edition yang ditampilkan Nina Nugroho kali ini. Busana berupa kulot, short dengan paduan long outer yang menawan.

Menggunakan bahan paduan batik anek motif dan bahan polos cotton bridal premium, menjadikan koleksi kali ini terlihat mewah dan menawan.


Menurut Tuty Adib, salah satu pemrakarsa Adikarya Batik Nusantara 2023, acara ini digelar dengan tujuan mengangkat potensi batik di seluruh Indonesia.

Disamping itu juga untuk memperkenalkan berbagai hasil karya dari para desainer muda berbakat dan desainer ternama Indonesia serta seniman dan pengrajin batik yang ada di Nusantara.

Diharapkan nantinya acara ini dapat menjadi salah satu agenda kegiatan besar yang diselenggaraksn setiap tahun dengan tujuan mulia, yakni menjaga, meningkatkan dan melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia yang tinggi derajatnya di kancah nasional dan internasional.


Solo menjadi kota diselenggarakannya Adikarya Batik Nusantara, karena kota di Jawa Tengah ini dikenal sebagai Kota Batik.

Disebut sebagai Kota Batik, karena Solo menjadi salah satu pusat berkebangnya Batik, sebelum berkembang ke wilayah lain di Jawa dan seluruh Nusantara. Solo menjadi produsen batik terbesar di Indonesia.


Berbicara sedikit mengenai sejarah batik di Indonesia, menurut portal milik Pemerintah Kota Surakarta, Surakarta.go.id, batik Solo terkenal akan corak dan motif tradisionalnya.

Bahkan di kota Solo terdapat dua kampung batik yang menjadi destinasi wisata menarik untuk dikunjungi, yakni Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman.


Sejarah batik di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran agama Islam di Jawa.

Dalam beberapa catatan sejarah, ada yang mengatakan, batik telah melalui banyak perkembangan pada masa kerajaan Mataram Islam yang pernah menduduki Kota Solo.
Batik dari Solo mulai berkembang setelah wilayah Mataram terpecah menjadi dua, yaitu Keraton Kasunanan Surakarta dan Keraton Kasultanan Yogyakarta.

Pada saat perpecahan terjadi, semua barang kerajaan termasuk busana batik dibawa ke Yogyakarta.

Sejak itu, Paku Buwono IV memutuskan membuat sendiri busana keraton yang baru. Busana tersebut kemudian diberi nama Gagrak Surakarta atau Gaya Surakarta.

Batik Gagrak Surakarta memunculkan dan mengembangkan motif baru, namun tetap memiliki ciri khas, yakni dari segi warna serta motif.

Batik Gagrak Surakarta dikenal memiliki ciri khas warna putih kecoklatan atau krem, selain identic dengan warna gelap seperti hitam dan coklat.

Sementara dalam hal motif atau corak, Gagrak Surakarta dikenal dengan motif geometris dan berukuran kecil-kecil mengikuti pakem batik Mataram.

Batik Gagrak Surakarta terbagi dua, yakni motif batik dari Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran.

Batik dari Keraton Kasunanan yang terkenal diantaranya parang barong, parang curoga, parang sarpa, ceplok burba, ceplok lung kestlop, candi luhur, srikaton dan bondhet.


Sedangkan motif batuk Pura Mangkunegaran antara lain buketan pakis, sapanti nata, ole-ole, wahyu tumurun, parang kesit barong, parang sondher, parang klithik glebag, seruni serta dan liris cemeng.


Motif batik dari dua keraton itulah yang kemudian membuat peradaban batik di Kota Solo berkembang, terbukti dengan munculnya Kampung Batik Kauman dan Kampung Patik laweyan.

Hingga kemudian batik Surakarta semakin berkemabng dan meluar ke berbagai daerah di Jawa seperti Pekalongan, Banyumas, Ponorogo, Tulung Agung dan sebagainya.(tresnawati)