Sebagai seorang ibu bekerja, pekerjaan dan keluarga merupakan bagian penting yang selalu membutuhkan perhatian di saat yang bersamaan. Tak jarang hal ini menimbulkan konflik, yang disebut work-family conflict.
Work-Family conflict adalah wanita berkeluarga yang mengalami ketidakseimbangan antara pekerjaan dan keluarga dimana peran ibu dalam pekerjaan dan peran dalam keluarga saling mengganggu. Sikap ibu dalam menyikapi kondisi work-family conflict ini dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi psikologisnya sendiri. Ketika mengalami work-family conflict seperti ini, seorang ibu bekerja dapat memilih bersikap penuh kesadaran dan penerimaan.
Dengan begitu, akan tetap dapat tenang, memiliki kendali dan tidak reaktif atau terbawa situasi permasalah sehingga dapat memiliki kesejahteraan psikologis lebih baik. Kondisi diatas disebut dengan kondisi mindfulness atau penuh kesadaran.
Mindfulness yang dikembangkan Jon Kabat Zinn merupakan ketrampilan yang dapat membantu individu agar memiliki kesadaran terhadap sebuah pengalaman saat ini secara disengaja dan tanpa penilaian. Kesadaran yang dilakukan secara sengaja tanpa penilaian ini dimiliki, agar mampu merespon dengan penerimaan dan bukannya bereaksi terhadap pengalaman yang dialami sehari-hari.
Mindfulness ini dapat dilatih agar kesejahteraan psikologis (psychological well-being) ibu bekerja yang mengalami work-family conflict dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktifitas. Psychological well-being adalah kondisi dimana seseorang dapat menerima kekurangan dan kelebihan dirinya. Ia mampu membina hubungan yang positif dengan orang lain, memiliki kemandirian, dapat mengatur kehidupan dan lingkungannya secara efektif. Ia juga memiliki tujuan hidup, serta terus mengembangkan dirinya.
Dirangkum dari berbagai sumber, jumlah ibu bekerja terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari 58,9 persen di tahun 1995 menjadi 61,4 persen di tahun 2012. Dampak positif dari Wanita bekerja ini antara lain dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraannya, karena menumbuhkan perasaan kompeten. Disamping juga secara finansial dapat membantu kebutuhan keluarga.
Namun, pengaruh sosial budaya yang menjadikan perempuan sebagai penyangga utama rumah tangga, menjadikan work-family conflict muncul. Munculnya work-family conflict berujung pada menurunnya produktifitas, rentan depresi dan muncul keluha penyakit somatic.
Fenomena Work-family conflict meningkat sebanyak 85 persen dalam 10 tahun terakhir. Ini menyebabkan 45 persen dari Wanita pekerja merasakan gangguan berarti dalam menjalani peran di pekerjaan dan keluarga.
Bagaimana caranya agar Wanita bekerja dapat tetap terjada psychological well-being nya? Salah satu caranya adalah dengan melatih mindfulness Ada dua cara latihan mindfulness, yakni latihan secara formal dan informal.
Berikut kami rangkumkan berbagai sumber, teknik berlatih agar para Wanita bekerja dapat meningkatkan mindfulness nya, sehingga dapat tetap sejahtera dan produktif.
Latihan mindfulness formal
Sediakan waktu 1 – 45 menit tergantung kemampuan yang dapat ditingkatkan secara bertahap. Fokuskan kesadaran kepada tubuh saat itu. Latihan formal secara bertahap mengubah susunan otak individu sehingga dapat lebih mindfull dalam kehidupan sehari-hari. Latihan ini merupakan bagian dari mindfulness based-stress reduction dikembangkan Kabat-Zinn tahun 1990.
a. Sitting/standing meditation:
Duduk atau berdiri tegap dengan dada terbuka namun tetap rileks selama beberapa menit dalam keheningan dan apa adanya. Latih memperhatikan pikiran, emosi dan sensasi yang dirasakan dengan rasa ingin tahu, keterbukaan, penerimaan dan tanpa penilaian.
b. Awareness of breath:
Dengan lembut arahkan fokus sepenuhnya kepada nafas selagi bernafas dengan alami, masuk dan keluar, biarkan nafas dan kesadaran menjadi lebih dalam. Dalam praktek ini, anda dapat menambahkan dalam kesadaran suatu proses menerima dan melepaskan, seperti saat menghembuskan nafas melepaskan kemarahan, sakit dan penderitaan, sedangkan saat menarik nafas menerima harapan, kedamaian dan kebahagiaan.
c. Walking meditation:
Berjalanlah tanpa alas kaki, rasakan sensasi saat kaki bersentuhan dengan tanah dalam setiap langkah yang diambil dan memperhatikan sensasi dalam tubuh saat proses ini terjadi.
d. Eating/drinking meditation:
Fokus dengan penuh kesadaran kepada sepotong makanan atau minuman, selagi menikmati makan atau minum dengan sangat perlahan perhatikan bau, bentuk/tekstur, rasa dan sensasi lainnya atas makanan atau minuman.
e. Body scan:
Secara perlahan dan dengan seksama periksa tubuh dengan cara mengarahkan fokus pikiran dan pernafasan, yang berpusat dari jantung, lalu menuju ke seluruh bagian tubuh, mulai dari kepala sampai ke ujung jari kaki. Tujuan dalam body scan ini adalah individu dapat merasa rileks sekaligus penuh kesadaran karena merasakan hubungan kepada tubuh sendiri dan sensasi yang dirasakan. Apabila merasakan sakit, misalnya, latihan yang dilakukan adalah memperhatikan sensasi yang dirasakan dan berusaha untuk tidak menahannya, usahakan untuk memperhatikan daripada memberi penilaian, usahakan untuk menjadi nyaman dalam ketidaknyamanan.
f. Mindful Yoga:
Latihan Yoga dapat membantu memperbaiki kondisi mindfulness
g. Sensory-guided meditation:
Beri dengan penuh kesadaran atas apa yang sedang didengar, disentuh, dibau, dirasakan, atau dilihat dengan cara yang penuh keterbukaan, tanpa penilaian.
Demikian beberapa Teknik melatih mindfulness yang dapat dipelajari secara bertahap. Dalam tulisan berikutnya, akan dibahas bagaimana tekni melatih mindfulness secara informasi. Latihan ini dapat dilakukan tanpa menyisihkan waktu khusus, melainkan dilakukan sembari melakukan kegiatan sehari-hari. Tunggu ya.(Tresnawati, dari berbagai sumber).