Keberhasilan dalam menjalankan bisnis ditentukan dengan adanya hubungan timbal balik antara pemilik dan karyawan yang saling menguntungkan. Dengan bisnisnya, seorang pengusaha membuka lapangan pekerjaan, sedangkan para karyawan pun akan membantu untuk menjalankan usaha.
Dalam hal ini, karyawan merupakan asset sehingga perusahaan mempunyai kewajiban memastikan para karyawannya mendapatkan kehidupan yang layak.
Prinsip inilah yang menjadi pegangan seorang Siti Nurlaila, womenpreneur sukses asal Cikarang, Jawa Barat dalam menjalankan bisnis.
Terlahir dari keluarga pengusaha, feeling bisnis Laila memang telah diasah dalam melihat sebuah peluang.
Tak heran, sejak lulus kuliah di jurusan bisnis, banyak bidang usaha yang telah dikembangkan wanita yang akrab disapa Laila ini. Mulai dari Resto Dapur Coet, Ayudia Catering, Seharum Kue, hingga bidang properti Hasanah Land.
“Yang pasti niat berbisnis itu memang bukan hanya untuk meraih keuntungan secara ekonomi, tapi juga bagaimana agar menjadi manfaat bagi banyak orang,” ungkap Laila.
“Secara internal, bisnis yang saya lakukan akan menyerap tenaga kerja dan secara eksternal disukai banyak orang sekaligus berkontribusi untuk kesejahteraan daerah,” lanjut Laila yang memilih bidang kuliner pada saat mulai terjun ke bisnis.
Laila beralasan bisnis kuliner sangat dekat kesehariannya yang hobi mengotak-atik menu untuk keluarga tercinta.
Dari situ, tercetus ide untuk membangun bisnis kuliner khususnya masakan khas Sunda, sesuai daerah asalnya.
“Usaha pertama saya bergerak di bidang kuliner yaitu Dapur Coet. Semua berawal dari hobi saya memasak, dan karena kental akan darah sunda, akhirnya saya menciptakan Dapur Coet. Sebuah Restoran yang menyajikan masakan sunda cepat saji. Saya yakin bahwa bisnis kuliner tidak akan pernah mati, terlebih lagi jika kita selalu berinovasi untuk menghadirkan beragam menu yang lezat dan kualitasnya terjaga,” papar Laila.
Maka agar memiliki daya saing, sebagai nilai tambah Dapur Coet tampil dengan konsep open kitchen.
“Competitive advantage kami terletak pada konsep open kitchen di mana setiap konsumen yang masuk bisa melihat secara langsung proses memasak sehingga menimbulkan gairah mereka untuk makan. Sejalan dengan namanya “Dapur Coet”, ikon utama kami yaitu membuat sambal dan menguleknya langsung di Coet sehingga konsumen bisa melihat secara langsung pembuatannya. Selain itu, setiap menu Dapur Coet ini authentic, dan juga disajikan fresh siap saji,” urai Laila.
Sukses membangun Dapur Coet, selanjutnya Laila kembali memberikan perhatian pada dua bisnis kuliner, Ayudia Catering dan Seharum Kue.
Ayudia Catering merupakan catering dengan konsep buffet untuk melayani event-event baik di perusahaan, di pabrik, untuk acara seminar atau meeting, maupun acara keluarga seperti pesta ulang tahun.
Sementara Seharum Kue merupakan jajanan warisan Nusantara yang menyediakan aneka macam kue basah dengan menggunakan premium ingredients. Nama Seharum dipilih karena ketika seseorang mencium aroma harum kue, maka akan tergiur untuk mencicipinya.
“Kami menjamin service excellence untuk catering, baik dari kualitas makanan juga dari pelayanan staf kami. Sedangkan untuk Seharum Kue, saya memberikan kesempatan kepada adik bungsu saya untuk mengembangkan. Saya melihat kerja keras dan kerja cerdasnya di saat pandemi. Bagaimana dia mampu berinovasi dengan aneka jenis kue. Meskipun hanya melayani pesanan online, dia bisa membuat Seharum Kue tetap bertahan bahkan berkembang. Berangkat dengan niat baik, bismillah, meminta ridha Allah, Seharum Kue juga kini sudah memiliki gerai di Cikarang,” ujar Laila, sumringah.
Beralih ke bisnis properti, Laila menjelaskan konsep ramah lingkungan yang menjadi kekuatan Hasanah Land. Dengan mengusung konsep smart and green residence, Laila mengharapkan Hasanah Land akan menjadi hunian milenial yang paling diminati.
“Hunian adalah kebutuhan primer, terlebih dengan semakin berkembangnya kota Cikarang. Saya yakin pasarnya luas. Saat ini kami memiliki dua tipe rumah untuk cluster pertama yaitu Nara Residence, dengan tipe 36 dan 50. Kami menggunakan material yang berkualitas baik tapi tetap memberikan kesempatan bagi keluarga muda atau bahkan lajang yang ingin memiliki rumah untuk bisa mempunyai rumah yang fungsional tanpa kehilangan nuansa estetik,” tuturnya, panjang lebar.
Laila membagikan tips sukses menjadi woman preneur seperti dirinya. Kunci utamanya dapat mempertahankan sebuah usaha dan menjadi pebisnis adalah kemampuan untuk ulet, tekun, sabar, dan konsisten.
“Dengan itulah kita akan bisa merintis usaha dengan baik, bisa mengevaluasi segala kekurangan, mempertimbangkan berbagai aspek untuk mencari solusi dari permasalahan yang kita hadapi, dan tidak mudah menyerah jika ada tantangan dan rintangan yang menghadang,” kata Laila.
Tak hanya itu, untuk memulai bisnis adakalanya dibutuhkan kenekatan. Tapi tentunya bukan nekat yang tanpa perhitungan.
“Pada saat sudah memahami akan mengerjakan apa, pasarnya sudah ada, keterampilan sudah dimiliki, jangan takut untuk memulai. Itu artinya kita sudah memiliki modal untuk membangun bisnis. Jangan dulu pikirkan keuntungan, karena tidak ada jalan yang selalu mulus dalam hidup ini. Mulailah dulu, dan jangan lupa untuk selalu meminta pertolongan kepada Allah. Dia yang akan membuka jalan untuk membantu kita,” ujarnya, bijak.
Lantas bagaimana mengasah ketangguhan sebagai perempuan agar bisa kuat menghadapi permasalahan dalam kehidupan, baik dalam bisnis maupun keluarga? Menurut Laela, kuncinya selalu menjaga kedekatan dengan Tuhan, Sang pemilik hidup.
“Perempuan berdaya harus dekat dengan Tuhannya. Setelah itu berusahalah melakukan yang terbaik dan menjaga hubungan baik dengan sesama terutama menyayangi keluarga. Insya Allah akan terbuka jalan berisi solusi dari masalah yang kita hadapi,” ujar Laila yang menjadikan keluarga segalanya.
“Keluarga adalah prioritas utama, dan mereka yang selalu menyayangi kita apa adanya. Saya bisa sampai di titik saat ini berkat dukungan dan kasih sayang dari mereka,” tambah Laila yang tengah mempersiap tongkat estafet bisnis kepada anak semata wayangnya, Kyra Ayudia.
Menurutnya, dalam berbisnis seseorang harus memiliki sikap yang open-minded, pola pikir yang modern, dan pandangan yang visioner. Karena dengan semakin berkembangnya bisnis, maka dia harus beradaptasi dengan itu.
Laila menyakini, sebagai generasi milenial, anaknya memiliki pandangan yang lebih mumpuni terutama tentang peran teknologi bagi bisnis.
“ Saya dan Ayu sering berdiskusi dan bertukar pikiran untuk bisa memajukan bisnis ini bersama-sama. Selain daripada mempercayakan usaha saya saat ini kepada anak saya, saya tetap berusaha mendukung penuh anak saya untuk bisa membangun bisnisnya sendiri sesuai dengan hobi dan passion yang ia miliki,”pungkas Laila. (Dewi Syafrianis)