Kesehatan mental menjadi issue yang krusial di era sekarang. Terlebih di tengah persaingan yang ketat, gangguan kesehatan mental kerap dipicu oleh banyak hal, di antaranya ekonomi, kesepian, masalah pekerjaan, trauma masa lalu, tekanan dari pasangan, dan lainnya.

Hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 mengindikasikan bahwa lebih dari 19 juta penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, sementara lebih dari 12 juta orang di usia yang sama mengalami depresi.

Terdapat begitu banyak tantangan dalam menjaga kesehatan mental, salah satunya adalah sumber stres di lingkungan kerja. Sebuah studi dari Gallup berjudul “State of the Global Workspace Report” (2022) menyebutkan sebanyak 21 persen responden pekerja di Indonesia mengaku sering stres.

Bentuk gangguan kesehatan mental yang sering terjadi di lingkungan kerja antara lain: tingkat stres yang tinggi, kecemasan berlebihan dan depresi. Tekanan pekerjaan, tenggat waktu yang ketat dan tuntutan yang terus meningkat merupakan penyebab gangguan kesehatan mental di tempat kerja.

Disadari atau tidak, kondisi ini membawa dampak negatif dan berakibat pada penurunan produktivitas kerja. Padahal kesehatan mental yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa karyawan dapat bekerja dengan efisien dan menghasilkan hasil terbaik.

Berikut ini alasan pentingnya menjaga kesehatan mental :

1. Produktivitas Meningkat

Ketika karyawan merasa baik secara mental, akan cenderung fokus, kreatif, dan efisien dalam menjalankan tugas dari perusahaan. Sebaliknya, ketika mengalami masalah kesehatan mental, seperti stres, kecemasan, atau depresi, otomatis produktivitas ikut menurun.

2. Kualitas Hubungan di Tempat Kerja

Karyawan yang sehat jasmani dan rohani (mental) cenderung lebih kooperatif dan berhubungan baik dengan rekan kerjanya. Sebaliknya yang tidak sehat secara mental mungkin menjadi lebih tertutup, cenderung marah, atau sulit berinteraksi dengan orang lain.

Hal ini memicu ketegangan di tempat kerja dan berdampak negatif pada produktivitas dan kualitas kerja.

3. Berdampak Pada Absensi dan Cuti Sakit

Kesehatan mental karyawan yang tidak terkelola secara baik akan sering absen atau mengambil cuti sakit karena harus mendapat perawatan medis. Hal ini membawa pengaruh terhadap produktivitas dan mengakibatkan biaya tambahan bagi perusahaan.

Melalui dukungan yang tepat dan promosi kesejahteraan mental, karyawan lebih mungkin untuk hadir secara teratur dan berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.

Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja

a. Beristirahatlah jika alarm di tubuh telah menyampaikan sesuatu (lelah). Hal ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas.

b. Atasi Konflik dengan Bijak: Konflik di tempat kerja adalah hal yang wajar. Namun, penting untuk mengatasi konflik dengan bijak dan dewasa. Carilah solusi untuk membantu memecahkan masalah tanpa merusak kesehatan mental.

c. Kembangkan ketrampilan mengelola stress. Mempelajari teknik-teknik seperti meditasi, yoga, atau bahkan olahraga ringan dapat membantu Anda menghadapi tekanan dengan lebih baik.

d. Curhat dengan teman yang dapat dipercaya: Jika Anda merasa cemas atau depresi, jangan ragu untuk berbicara dengan seseorang, baik itu rekan kerja, atasan, atau psikolog.

e. Bisa diandalkan memang penting, tapi jangan sampai jadi bumerang kepada diri sendiri: Jangan terlalu berlebihan dalam bekerja hingga berujung pada stres.

f. Berolahragalah untuk melepaskan endorfin , sehingga dapat meningkatkan suasana hati dan kesehatan mental.

g. Ambil cuti bila diperlukan : Tubuh anda bukan robot, jika terlalu lelah atau perlu istirahat jangka panjang, jangan ragu untuk mengambil cuti.

h. Dukungan dari Perusahaan: Perusahaan juga memiliki peran dalam menjaga kesehatan mental karyawan. Mereka dapat menyediakan program-program dukungan, pelatihan, dan sumber daya yang dapat membantu karyawan menjaga kesehatan mental mereka.


10 Langkah Kelola Stress

1. Kenali perasaan yang Anda rasakan saat ini.

2. Cari tahu yang menjadi penyebab timbulnya perasaan marah, takut, sedih, iri, cemas, senang yang dirasakan belakangan ini.

3. Apa yang Anda lakukan terhadap diri sendiri maupun orang lain ketika sedang dilanda perasaan tidak enak.

4. Kenali kemampuan dan keterbatasan Anda ketika menghadapi situasi tidak enak.

5. Bagaimana cara Anda dalam mengatasi perasaan & masalah tersebut; apakah berhasil atau tidak.

6. Bicaralah dengan diri sendiri. Mengapa saya marah? Kepada siapa saya marah? Apa yang biasa saya lakukan ketika marah? Apa saja yang dapat saya lakukan untuk mengatasi rasa marah?

7. Pelajari hal-hal baru yang dapat membantu Anda mengatasi perasaan tidak enak tanpa merugikan diri sendiri maupun orang lain.

8. Buat sebuah cara positif untuk mengatasi perasaan ini.

9. Setelah itu praktekkan terus menerus cara tersebut.

10. Apabila belum berhasil, carilah cara yang lain.

Kesimpulan,
Dengan memahami sumber stress , pengelolaan waktu yang baik, dan mengadopsi kebiasaan sehat, Anda akan mampu mencapai keseimbangan yang baik di antara pekerjaan dan kesehatan mental.

Kesehatan mental adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya bermanfaat bagi karyawan, tetapi juga untuk kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.

Jadi, mari jaga kesehatan mental dengan baik di tempat kerja agar mudah meraih kesuksesan dan kebahagiaan. (Dewi Syafrianis)