ANAK-ANAK mulai bosan di rumah setelah lebih dari dua minggu harus menjalani sekolah dari rumah? Bunda kehabisan akal untuk mencari cara agar anak-anak tidak rewel selama belajar di rumah?
Rasanya dua hal itu yang sekarang ini tengah dirasakan oleh banyak keluarga. Pandemi global Covid-19 masih mengancam di luar sana. Pemerintah masih terus menghimbau agar masyarakat tidak keluar rumah bila tidak sangat penting. Physical distancing menjadi pilihan utama, agar pandemi ini segera berlalu.
Lalu bagaimana mengatasi rasa jenuh yang mulai melanda anak-anak? Membiarkan mereka asyik dengan gadget saja? Ternyata itu sama sekali bukan pilihan bijak. Sebab, terlalu banyak bermain gadget justru akan menimbulkan masalah baru. Apakah itu?
‘’Anak-anak bisa kecanduan gadget, dan itu ternyata sangat berbahaya baik bagi kesehatan fisik maupun mentalnya,’’ ungkap Rizqi Pirmansyah, saat menjadi pembicara dalam Sharing Solusi yang digelar Nina Nugroho beberapa waktu lalu.
Pakar Kids Ability Maximizer ini berbagi pengetahuan untuk para wanita muslimah professional, bagaimana melakukan kegiatan fisik sehingga mampu mengalihkan perhatian anak-anak dari gadgetnya dan memberikan manfaat optimal bagi tumbuh kembang anak.
‘’Aktifitas fisik tidak harus berada di satu tempat khusus dengan menggunakan peralatan yang mahal-mahal. Cukup dilakukan di rumah dengan peralatan yang ada,’’ ungkap Kepala Pelatih pada Mini Basketball of England (2014-2017) ini.
Sarjana Pendidikan Olahraga lulusan Universitas Negeri Jakarta ini menciptakan sebuah modul Kids Ability Maximizer. Modul ini untuk membantu para orangtua dalam memaksimalkan tumbuh kembang anak melalui aktifitas fisik yang menyenangkan, agar kebutuhan fisik dan mentalnya terpenuhi.
Saat ini, ketika bekerja dan sekolah dari rumah tak terelakan, tidak ada salahnya kita kupas kembali beberapa aktifitas yang akan membantu mengatasi kejenuhan terus menerus berada didalam rumah. Apa saja kah itu? Dipetik dari modul Kids Ability Maximizer, yuk kita simak penjelasan dari pelatih pada Mini Basketball di Jakarta International School (2017-2018) tersebut.
- Melempar benda-benda ke anak tangga teratas
Permainan pertama adalah melemparkan benda-benda ke anak tangga teratas. Memanfaatkan tangga rumah, bunda bisa mengajak anak bermain lempar-lemparan. Sediakan barang-barang yang mudah dilempar dan tidak berbahaya, seperti bola dan boneka kain. Ajak anak untuk melemparkan barang-barang tersebut dari lantai dibawah tangga ke anak tangga teratas. Beri apresiasi bila anak berhasil melakukannya dengan baik.
Permainan ini sederhana, menantang, anak menjadi gembira saat berhasil melemparkan benda ke tempat yang telah ditentukan. Saat melakukan lemparan, otot-otot tangan terlatih, sesekali anak melompat-lompat sehingga otot kakinya pun terlatih, kordinasi mata dan tangan ikut terlatih, akurasi terlatih. Yang terpenting bonding anak dengan bundanya terbangun, rasa saling percaya dan menghargai pun terbangun. Kreatifitas anak dan Ibu meningkat.
- Terowongan Kasur
Bunda dapat memanfaatkan kasur lipat yang ada di rumah. Letakkan kasur hingga menyerupari sebuah tenda. Ajak anak-anak untuk merangkak di bawah Kasur lipat dari ujung yang satu ke ujung yang lain. Minta anak agar tidak sampai menjatuhkan Kasur tersebut.
Permainan ini sangat seru meski sederhana. Kasur yang biasanya dipakai sebagai tempat tidur, kali ini diubah menjadi sebuah terowongan. Dari situ imajinasi anak terbangun, anak menjadi belajar perspektif yang lain. Saat dewasa nanti anak-anak akan mudah beradaptasi dengan lingkungan apapun karena sejak kecil sudah terbiasa dilatih kreatifitasnya. Diajarkan untuk melihat benda-benda di sekelilingnya dengan perspektif yang berbeda. Sementra secara fisik, kekuatan tangan kaki dan otot dadanya terlatih, koordinasi gerak tangan dan kakinya pun terlatih, kesadaran ruangnya terlatih karena anak akan berusaha agar tidak menjatuhkan kasur.
‘’Kelihatannya sepele, anak berlatih tidak menjatuhkan kasur saat merangkak dibawahnya, padahal ini sangat bagus untuk melatih agar anak kelak bisa lebih berhati-hati saat di lingkungannya. Saat dilakukan Bersama kakak atau adiknya, keduanya juga belajar untuk berbagi, berkolaborasi, latihan kesabaran,’’ papar Rizqi.
- Memasukan permainan ke keranjang
Lagi-lagi sebuah permainan sederhana. Yang dibutuhkan hanya lakban sebagai penanda start dan finish. Tempelkan 2 lakban di lantai dengan jarak sekitar 3 m. Di garis start siapkan beberapa mobil-mobilan dengan berbagai ukuran. Di garis finish siapkan keranjang. Minta anak untuk membawa mobil-mobilan dari yang berukuran paling kecil sambal melompat lompat hingga garis finish dan memasukannya ke keranjang. Ulangi dengan membawa mobil-mobilan yang berkuruan lebih besar hingga yang paling besar. Jangan lupa beri apresiasi saat anak berhasil melakukannya.
Dengan permainan ini anak belajar tentang fokus kepada tujuan tanpa melupakan kenikmatan menjalani prosesnya. Lagi-lagi anak belajar, bundanya belajar, anak happy bundanya pun pasti happy.
- Berjalan dengan buku di atas kepala
Saat berkumpul bersama, minta dua anak untuk berlomba berjalan dengan buku di atas kepala. Buat garis start dan finish. Bila dalam perjalanan buku terjatuh, maka anak harus mengulanginya dari awal. Sementara saudara yang lain menonton dari pinggir arena.
‘’Yang paling keren dari permainan ini adalah berlatih kejujuran. Karena anak harus mengulangi permainan dari garis awal, bila buku di atas kepalanya terjatuh,’’ tutur Rizqi.
Menurutnya, nilai kehidupan yang paling mahal tersebut dapat ditumbuhkan hanya dengan aktifitas sederhana ini.
‘’Mengulang perjalanan saat bukunya terjatuh dan dijaga untuk benar-benar menuntaskan prosesnya hingga akhir itu keren banget sih. Karena diluar sana, percaya atau enggak ketidakjujuran bahkan bentuk korupsi-korupsi kecil hingga besar semuanya bisa berawal dari seringnya tidak menuntaskan aktivitas yang di lakukan,’’ terang Rizqi.
Disatu sisi mereka juga berlatih keseimbangan. Ini penting! Supaya anak tidak mejadi lemahle, tidak mudah terjatuh saat beraktivitas diluar sehingga menurunkan resiko cedera. Sementara anak-anak yang menjadi penonton juga ikut belajar, belajar memvisualisasikan dan belajar untuk memberi dukungan satu sama lain.(*)