Nina Nugroho Women: Dr. Lola Fitria Sari SE. MM

Nina Nugroho Women: Dr. Lola Fitria Sari SE. MM

Tularkan Semangat ‘Suka Sekolah’ Kepada Anak-anak

Ditengah situasi Covid -19 yang tak menentu , berhasil menjadi lulusan pertama dan tercepat di angkatannya pada program doktoral Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, jelas merupakan pencapaian terbesar dari Dr.Lola Fitri Sari SE. MM pada 19 Februari 2022 silam. Segala pencapaian tersebut tentu tidak diperolehnya dengan mudah. Dukungan keluarga dan berani memberi target pada diri sendiri merupakan faktor yang menentukan.

Kini dua tahun berlalu, perempuan kelahiran Bukittinggi, 3 Juli 1984 ini masih disibukkan dengan dunia akademisi. Dikatakan Lola, menjalankan tri dharma perguruan tinggi dalam lingkup pendidikan atau pengajaran merupakan passionnya sejak lama.

“Alhamdulilah, meraih predikat sebagai lulusan terbaik pada saat diwisuda dan qadarullah memang diberikan kemudahan oleh Allah lebih dulu diwisuda dari kawan-kawan satu angkatan,” ungkap Lola yang kini mengajar di program Magister Manajemen Universitas Pancasila, Jakarta, mengawali percakapan.

Lantas, ibunda dari Al Fakhri Abdullah (15 tahun), Faeyza Syakira Ad Dhuha (12 tahun), dan Fatih Ibrahim Al Hakim (7 tahun) ini membeberkan kiat sukses meraih gelar doktor ditengah pandemi Covid-19.

Dukungan keluarga dan berani memberi target pada diri sendiri, disebut Lola sebagai faktor penentu dalam mencapai sesuatu.

“Untuk mencapai ini memang dibutuhkan komitmen dan semangat yang tinggi agar tidak mudah terdestruksi dengan masalah dan tantangan yang pasti akan datang silih berganti. Keep spirit, stay focus dalam mengikuti proses pembelajaran dan taat mengikuti bimbingan yang diberikan promotor.Tidak lupa terus berdoa dalam menyelesaikan target perkuliahan,”kata wanita yang sebelum hijrah ke Jakarta, tercatat sebagai dosen di AKBP STIE Padang.

Tahun ini, usia Lola memasuki kepala 4 , namun hal itu tidak menghalangi semangatnya untuk mengejar gelar professor yang merupakan jabatan fungsional tertinggi bagi seorang dosen.

Segala sesuatu menuju ke jenjang ini tengah dipersiapkan Lola. Bersyukur dia, menerima banyak motivasi dari orang-orang terdekat, salah satunya dari sang suami.

“Alhamdulillah Abang full support, selain itu doa dan dukungan dari orang tua dan keluarga besar juga merupakan support system yang membangun kekuatan dalam menimba pendidikan,” ujar Lola.

Mengajar di kelas-kelas program pasca sarjana, mayoritas mahasiswa yang diajarnya lebih senior dari Lola. Namun hal tersebut tidak menghalangi proses perkuliahan. Disana terjadi pembicaraan dan diskusi yang berkualitas yang akhirnya melahirkan pemikiran dan ide-ide yang menumbuhkan paradigma positif.

“Mereka sangat menghormati dan menghargai saya sebagai dosennya walaupun mungkin secara usia mereka jauh diatas saya. Sehingga kalau ditanya seperti apa suka dukanya, sebenarnya banyak sukanya ya. Kita bisa sharing ilmu dan wawasan dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang pekerjaan. Ada dari Asn, Polri, Wiraswasta, Advokat bahkan Dokter pun ada.

Jadi punya banyak relasi, kawan berdiskusi dan tukar pikiran selama perkuliahan. Sebagai dosen kita membagikan yang terkait keilmuan kita, sementara mahasiswa juga punya ilmu dan pengetahuannya sesuai dengan latar belakangnya masing-masing. Hal ini menjadikan terjadinya proses “sharing knowledge” dalam proses pembelajaran,” papar Lola, seraya tersenyum.

Karunia Anak Spesial
Diluar aktivitas mengajar, saat ini Lola juga disibukkan sebagai pengurus dalam sebuah yayasan sosial anak berkebutuhan khusus yang berfokus kepada anak dengan Down Syndrome.

Keterlibatan Lola di komunitas tersebut karena keinginan membersamai tumbuh kembang putra sulungnya yang terlahir spesial, sebagai down syndrome.

Dengan berkomunitas, sebagai orang tua, Lola merasa tidak sendiri. Karena pola pengasuhan untuk anak down syndrome butuh effort luar biasa, baik dalam mendidik dan membesarkannya.

“Dituntut ketabahan dan kesabaran yang tanpa batas. Namun itulah karunia Allah yang patut saya syukuri, karena banyak hikmah dan pelajaran yang sangat bernilai yang saya dapatkan dari kelahirannya,” ujar Sekretaris Yayasan Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome (Potads), Padang.

Bagaimana cara Lola menularkan semangat ‘suka sekolah’ kepada anak-anak?

“Setiap hari setiap saat selalu dibisikkan kepada anak-anak untuk menjadi afirmasi positif bagi mereka.‘Nak, jadi anak sholeh/hah ya, jadi anak baik ya, jadi anak pintar ya’, itu selalu saya ucapkan kepada mereka. Terkadang ada suatu tantangan juga bagi anak-anak ketika lingkungan sekitarnya seperti guru ataupun teman-teman yang tahu bundanya Doktor .

Terkadang hadir kata-kata semacam memberi perbandingan. Nah, setiap aduan itu mereka ceritakan, saya selalu mencounter dengan memberikan motivasi bahwa mereka tidak kalah hebat dan Insya Allah bisa mencapai cita-citanya di masa depan,” ujar Direktur Pemberdayaan Keluarga di Special Olympics Indonesia (SOIna) Sumatera Barat, ini .

Mengulik judul disertasi S3 -nya beberapa waktu lalu, yaitu: “Religiusitas dan Prilaku Ekonomi Muslim di Padang” yang cukup menarik , sejenak Lola tersenyum saat menerima apresiasi ini.

Lola mengatakan religiusitas sangat besar pengaruhnya terhadap cara individu membuat keputusan dalam aktivitas ekonomi dalam hal memproduksi barang, menjual barang, membeli barang, menabung, ataupun meminjam uang.

Dalam konteks perempuan di Minangkabau dengan tuntutan agama dan adat yang beriringan yang harus dijunjung tinggi oleh perempuan Minang. Mulai dari cara mereka berpakaian sampai cara mereka memilih menu makanan ini sangat tergantung terhadap prinsip religi yang di dukung oleh adat budaya minangkabau itu.

Maka, tidak heran jika sedang berkunjung ke ranang Minang semisal ke Bukittinggi, orang-orang pasti mencari mukena, jilbab, baju kurung atau selendang.

“Inilah wujud dari keberdayaan perempuan minang dengan memproduksi suatu barang yang merupakan pakaiannya yang sesuai dengan prinsip ajaran agamanya. Kemudian dia produksi untuk dipasarkan kepada orang lain yang nyatanya dapat diterima di masyarakat,” ujar Lola.

Lola mengutip dari kata Syria Iyer dalam Journal of Economic literature tahun 2016 menyatakan bahwa “Ekonomi dan agama memiliki hubungan yang lebih dekat daripada yang diyakini oleh sebagian besar orang”.

Maka, dapat disimpulkan bahwa pola aktivitas ekonomi suatu kelompok masyarakat akan terbentuk berawal dari unsur religiusitasnya.

Sementara tentang makna keberdayaan, Lola mengatakan tidak terlepas dari kemampuan diri setiap orang untuk dapat bertahan dalam menghadapi segala rintangan. Bagaimana dia dapat bertahan dalam segala kondisi dan menjadi pribadi yang tangguh dan mampu memecahkan setiap masalah yang dihadapi dalam hidupnya.

Perempuan yang memiliki kekuatan metal, fisik maupun pikiran akan mampu meruntuhkan segala asumsi negatif terhadap kemustahilan dan ketidakmungkinan yang berakhir pada kata mungkin dan bisa. Karena segala sesuatu yang dilakukan dengan keyakinan akan menghadirkan ketangguhan yang menciptakan keberdayaan terhadap setiap makhluk atas izin Allah.

Sehingga di era sekarang, dimana setiap orang bebas mengekspresikan dirinya tanpa ada diskriminasi gender , tidak ada yang dapat menghalangi perempuan untuk dapat berprestasi sama halnya dengan pria.

“Banyak contoh para perempuan yang sudah sukses di berbagai bidang. Baik itu ilmuwan, maupun pengusaha yang merupakan perempuan yang tetap menjalankan kodratnya sebagai wanita namun juga tetap berkarir sesuai passionnya masing-masing.

Menjadi seorang perempuan bukanlah suatu kelemahan namun inilah yang justru menjadi kekuatan kita dimana banyak lini bisnis yang bisa digeluti oleh perempuan hari ini, tidak hanya di luar rumah dari rumah pun perempuan masih bisa menampilkan keberdayaannya untuk berkontribusi di masyarakat,”papar Lola yang kerap tampil modist dalam segala suasana, ini.

Berbicara tentang busana , Lola berpendapat busana adalah refleksi diri seseorang. Seseorang dapat terlihat elegant ataupun berantakan berawal dari busana yang dikenakannya.

“Saya adalah salah satu orang yang sangat intens memperhatikan itu. Ketika saya memakai baju yang saya rasa sudah pas dengan suasana, dengan waktu serta dengan acara yang kita hadiri disitu akan muncul kenyamanan dan menunjang kepercayaan diri. Busana yang dipakai juga bisa menunjukkan kelas. Sebagai seorang wanita cara kita berbusana itu menunjukkan kelas dan marwah kita sebagai seorang wanita yang harusnya dihargai dimanapun dia berada. Tidak perlu mahal namun terlihat rapi, bersih, sopan dan serasi itu akan memberikan kesan baik bagi orang yang melihat,”pungkasnya. (Dewi Syafrianis)